Thursday, July 12, 2007

Pendemo Tuntut Gubernur, Pangdam, dan Kapolda Maluku dicopot

Senin, 02 Juli 2007 | 12:23 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pengunjuk rasa anti organisasi gerakan separatis Republik Maluku Sarani (RMS), kembali melakukan aksi protes terhadap aparat yang dinilai tidak serius menangani insiden yang terjadi saat peringatan Hari Keluarga Nasional. Ketidakseriusan ini terbukti dengan kembali berkibarnya dua bendera RMS di Ambon, pagi tadi.

Aksi anti RMS yang dilakukan Gerakan Nasional Anti Separatis (Ganas) ini berlangsung di depan Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat, Makassar, Senin (2/7). Aksi serupa juga dilakukan para mahasiswa yang tergabung dalam Simpul Gerakan Mahasiswa Maluku se-Indonesia (SGMMI).

"Para aparat TNI maupun Polri tidak serius, dan tidak becus menyelesaikan masalah insiden yang terjadi di Lapangan Merdeka Kota Ambon, 29 Juni lalu, buktinya pagi tadi kembali terjadi pengibaran dua bendera RMS di Maluku," kata Koordinator Lapangan Ganas, Muh Kasim Usemahu.

Seruan serupa diungkapkan jenderal lapangan SGMMI, Abd Gani Renuat, yang melakukan aksi serupa di perempatan tol Reformasi yang mendesak pemerintah untuk segera memecat Pangdam XVI Pattimura dan Kapolda Maluku terkait gerakan separatis RMS di Maluku.

Dalam tuntutannya para pengunjuk rasa ini juga menyatakan gerakan separatis RMS sebagai organisasi terlarang di RI, melegitimasi TNI/Polri untuk menumpas gerakan separatis RMS,serta meminta agar mencopot gubernur Maluku, Pangdam XVI Pattimura, dan Kapolda Maluku, akibat insiden Harganas. Irmawati

No comments: